Jumat, 20 April 2012

Dampak Emosi Marah Terhadap Kesehatan

   Emosi marah merupakan emosi yang sering muncul dalam pembicaraan sehari-hari. sebab, pada umumnya, orang-orang mengidentikkan emosi dengan marah. Emosi meskipun di satu sisi di nilai bagus bagi segi kesehatan karena mengurangi efek negatif stres, di sisi lain juga dapat membahayakan kesehatan. Rasa marah memang merupakan emosi alamiah pada setiap manusia. Rasa ini memang baik untuk meluapkan emosi, tetapi ada baiknya pula bila kita berusaha mengontrnlnya terlebih dahulu. 
    
    Dalam hasil penelitian yang diungkap pada Journal of the American heart association, dinyatakan bahwa ada keterkaitan antara marah dengan kesehatan jantung. Dalam jurnal tersebut ditegaskan bahwa orang yang amarahnya meleda-ledak akan mengakibatkan detak jantungnya tidak teratur (Atrial Fibrillation/AF). AF tersebut akan meningkatkan risiko penggumpalan darah menuju otak, sehingga berakhir dengan gejala stroke. 

     Penelitian serupa juga dilakukan oleh Johns Hopkins School Of Medicine terhadap 1.300 laki-laki yang berusia menjelang 40 tahun. Dari hasil penelitian tersebut, disimpulkan bahwa laki-laki yang mudah marah akibat stres ternyata lebih rentan atau berisiko terserang penyakit jantung 3x lebih besar.
Marah merupakan suatu perasaan. Amarah biasanya datang dari otak yang sangat tua dan biasanya hanya berlangsung selama 1-2 detik. Akan tetapi, amarah ini bisa berlangsung dalam jangka waktu panjang. Jika kita merasa sangat marah, tetapi perasaan kita tidak dapat terhubung dengan lingkungan sekitar, maka hal itulah yang di sebut dengan mood.
    
    Sementara itu, Psikolog bernama Alima Philip menerangkan tentang beberapa dampak buruk akibat rasa amarah yang tak terkontrol. Tak hanya mempengaruhi kejiwaan, rasa marah juga dapat mempengaruhi kesehatan tubuh. Diantaranya adalah sebagai berikut :

1. efek secara langsung terhadap tubuh
2. tubuh menjadi letih
3. susah tidur (insomnia)
4. depresi
5. menjadi terasing,dan
6. mengambil keputusan yang salah
                                                  (Iqra', 2011)